01 December 2010

Air Terjun Batu Hirang Aranio

Mandiangin dan Kecamatan Aranio sampai saat ini merupakan wilayah yang masih menjadi pemegang Peringkat Pertama dan Kedua untuk dikunjungi bagi sebagian wisatawan lokal dan mayoritas OPA yang ada di wilayah Banjarbaru-Martapura dan sekitarnya. Tidak ayal memang, Kabupaten Banjar pada wilayah ini masih menyimpan Cagar Alam serta tempat wisata Alam yang terbilang masih dapat dipertahankan keasriannya, walaupun dewasa ini kawasan Mandiangin pada khususnya, mulai dieksploitasi Sumber Daya Alamnya.
Dalam berbagai ekspedisi ORPALA PAWANA dan SIWANA (Sispala Pawana (organisasi anak ORPALA PAWANA)) didaerah Mandiangin dan Aranio, ada satu tempat dimana terdapat sebuah Riam atau Air Terjun yang terbagus yang pernah Rekan-rekan PAWANA temui di daerah tersebut. Hingga lokasi tersebut kini menjadi Basecamp bagi ORPALA PAWANA dan SIWANA.



[ Read More.. ]

ORPALA PAWANA (Arti kata PAWANA)


Arti kata PAWANA

Secara gramatikal / Akronim
  • PAWANA = PA + Wana
  • PA = penjelajah Alam / Pecinta Alam
  • Wana = Hutan
Secara harfiah

  • Pawana adalah kata dalam bahasa melayu artinya Angin
  • Suatu penjelajah gunung hutan atau ekspedisi atau pendakian dan lain-lain, erat kaitannya dengan arah, dan satuan arah tersebut adalah mata angin yang diimplementasikan melalui kompas
  • Secara garis besar, seorang petualang akan menentukan arah dengan satuan mata angin (Utara, Selatan, Timur, Barat, Barat daya, Tenggara, Timur laut, dan lain-lain)
  • Jadi dapat disimpulkan dan dikatakan dalam bahsa sastra, bahwa para petualang alam merupakan penjelajah ANGIN
[ Read More.. ]

30 November 2010

Subhanallah! Rahasia Hutan Bagian Utara Gunung Phamatun.

Gunung Phamatun, salah satu simbol atau tanda kebesaran Allah SWT. Diam-diam menyimpan wahana yang dapat dikatakan hebat.

Salah satunya adalah Air terjun sebagaimana gambar disamping. Tingginya diperkirakan mencapai kurang lebih 15-20 meter diatas struktur batu gunung yang keras dan sudut elevasi mencapai 85-90 derajad.

Selama bertahun-tahun, keberadaan air terjun ini tidak pernah terungkap dan diungkapkan. Mungkin dikarenakan lokasi air terjun yang terpencil dan merupakan tempat tumbuhnya sejumlah paritas flora yang cukup besar seperti anggrek dan lain-lain, sehingga lokasi ini patut dirahasiakan. Ekspedisi pada tanggal 01-02 Juli 2010 silam, 2 (dua) orang anggota ORPALA PAWANA setelah menjelajah bagan-bagan hutan yang sangat lebat dan rapat, serta kecuraman yang mencapai 65-70 derajat, di hutan bagian tengah (hutan bagian utara) gunung phamatun, menemukan sebuah gua berbentuk kubus dengan kedalaman sekitar 3 (tiga) meter (konon menurut penunggu gunung, gua tersebut merupakan bikinan manusia dengan menggunakan tangan kosong). Serta sebuah air terjun besar tidak jauh dari gua (sebelah barat gua) yang memiliki ketinggian kurang lebih 15-20 meter dan lebar kurang lebih 6 meter. Sampai saat ini, diperkirakan tidak banyak orang yang mengetahui akan keberadaan wahana air terjun ini.

Penemuan lainnya :




Batu gunung yang Berkarang sebagaimana Batu Karang di laut di sepanjang aliran sungai menuju kaki gunung yang berhulu di air terjun.




Batu berbentuk seperti sebuah Prasasti / Monumen / Tugu, yang seakan bertulisan dalam bahasa tertentu.

Sebelumnya, keberadaan wahana ini hanya disampaikan secara "gaib" oleh "orang tak kasat mata" penghuni gunung phamatun ini. Belum ada yang menyampaikannya secara langsung tentang lokasi ini.


[ Read More.. ]

29 November 2010

Naskah Deklarasi Organisasi Pecinta Alam Pawana (ORPALA PAWANA) Indonesia

Kami,

terdiri dari para pemuda yang sering pergi ke hutan dan menjelajahinya
mendaki gunung
memanjat dinding-dinding batu
dan menyusuri arus-arus

tidak menyebut diri sebagai pecinta alam

kami tidak belajar tentang kompas dan peta untuk menjelajah
kami tidak belajar menyimpul tali untuk mendaki dan memanjat
tidak mendayung karet perahu untuk mengarung
tidak semudah itu

yang kami lakukan hanya

berada di gunung dan hutan dan menjelajahinya untuk belajar dari pengalaman

lebih dari itu kami hanya melepas kelelahan-kelelahan
sambil merawat dan menjaga diri dan lingkungan yang kami kunjungi
sambil merawat dan menjaga kehormatan diri kami terhadap Tuhan dan kesopanan
sambil merawat dan menjaga hutan dan gunung dari orang-orang yang salah kaprah
sambil merawat dan menjaga kemampuan diri dan kecardasan kami atas ilmu pengetahuan dan intelektualitas
hingga kami dapat kembali pada hari-hari kami dengan tenang

tiada arah yang kami satukan
tetapi kami menuju satu tujuan

[ Read More.. ]